30 Juli 2009

Apa Yang Kamu Cari?

“Apa sebenarnya yang kau cari dalam hidup ini?” Pertanyaan ini sungguh menggugah untuk bertanya-tanya tentang tujuan hidup kita. Tetapi sayangnya, tidak banyak dari kita yang mampu menjawab pertanyaan tersebut.
Sebagian besar, hidup hanya dalam gerak yang tetap, monoton dan tak pernah menemukan suatu tujuan yang dapat menyegarkan jiwa. Maka hidup akan berlangsung terus dalam ketidaktahuan arah, hidup akan kehilangan makna jika kita hanya sekedar hidup.
“Apa sebenarnya yang kau cari dalam hidup ini?” “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” demikianlah permulaan dari Alkitab. Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Lalu kita, manusia. TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Tetapi manusia, dengan segala kebebasan dan ambisinya, tidak ingin hanya menjadi tukang kebun saja, maka manusia mulai mencari kebenarannya sendiri. Bahkan biar pun dia harus melanggar Perintah Allah. Akhirnya, dengan segala resiko, dia mulai mencari, dan berbuat segala upaya menuju apa yang dianggapnya sebagai kebenaran sejati. Maka dia pun harus bertanggung-jawab atas segala perbuatannya. Kini, berkelanalah manusia di atas bumi ini.
“Apa sebenarnya yang kau cari dalam hidup ini?” Kebenaran, kata kita. Tetapi apakah kebenaran itu? Bukankah kebenaran itu hanya kepentingan diri kita sendiri? Kita berupaya agar bahagia, senang dan puas menikmati keberadaan kita di dunia ini. Tetapi bahkan para milyader, penguasa dan mereka-mereka yang mampu mewujudkan segala keinginannya sekalipun, tidak pernah merasa puas hidupnya.
Mengapakah demikian? Lalu apa sebenarnya yang kita cari?
Abad demi abad berlalu, dan manusia terus saja melata dalam pencarian yang tak kunjung usai, banyak jawaban yang ditawarkan, banyak upaya yang telah membangun atau menghancurkan kita, tetapi tetap saja kita sering tak tahu apa yang dicari. Ya, kita tak pernah menemukan jawaban itu karena kita adalah sang pemuda kaya yang enggan meninggalkan segala kesenangan hidup kita, kita gagal menemukan makna kebahagiaan itu karena keterikatan kita dengan dunia, dengan lingkungan kita, dengan kesenangan kita.
“Apa sebenarnya yang kau cari dalam hidup ini?” marilah merenungkan pertanyaan itu dalam keheningan hati. Cobalah menyelami makna keberadaan kita di dalam dunia ini. Kesementaraan hidup, ketidak-abadian, maka akan kita temukan suatu ketenangan alami. Suatu makna, bahwa yang kekal tidak akan nampak sebelum kita meninggalkan ketidak-kekalan kehidupan ini. Bahwa kelak, bukan kematian yang akan datang tetapi suatu kelahiran kembali di dunia yang baru, dunia yang abadi. Karena itu, carilah kebenaran yang memerdekakan dan bukan kemerdekaan yang mengikat. Dan kita tahu itu saat Yesus berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Itulah yang harus kita temukan di dalam hidup ini.

“Tyno”