24 Juli 2009

Tekanan Berbuah Ketekunan

“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” (Yakobus 1:2-4).

Merasa “tertekan” itulah kata yang sering terucap dari mulut banyak orang. Seorang pekerja merasa tertekan oleh atasannya, hidup terasa “tertekan” oleh tuntutan ekonomi yang tinggi. Bahkan, tidak jarang orang yang merasa tertekan akhirnya menjadi stress. Ketika orang tertekan kemudian malah tenggelam di dalam kesedihan dan menangis secara berlebihan. Atau mengeluarkan kata-kata kasar dari mulutnya, sehingga menyebabkan orang lain sakit hati, menjadi egois dan kasar.
Ketika kita hidup di dalam Tuhan, artinya segala sesuatu termasuk kesalahan yang kita lakukan, dapat digunakan-Nya untuk mendatangkan kebaikan. Setiap kali kita tertekan, kita mempunyai kesempatan untuk bertumbuh. Namun, ketahuilah tekanan itu tidak akan pernah berhenti. Kehidupan akan selalu menghadirkan tekanan, stress, dan bencana. Tetapi ketika kita membiarkan kehidupan rohani kita dipelihara oleh Tuhan Yesus, Pokok Anggur yang Benar, dan Bapa, Sang Pengusaha (Yohanes 15:1), maka tekanan itu akan mendatangkan hal-hal yang baru: kata-kata umpatan berubah menjadi kata-kata pujian; air mata kekuatiran berubah menjadi ketenangan dan pengharapan; sikap mau menang sendiri berubah menjadi sikap yang mau berkorban.
Dengan Roh Kudus yang senantiasa mengajar dan mendorong kita untuk lebih dekat kepada Tuhan, maka kita tidak hanya dapat belajar dari kesalahan saja, tetapi kita dapat mengalahkannya. Ketika kita tertekan, kita tidak lagi melukai orang lain atau mempermalukan diri sendiri. Melainkan, hidup akan dipenuhi dengan keharuman dan kesegaran dari buah yang kita hasilkan. Sehingga kita mampu tersenyum sekalipun di dalam tekanan.

~ Tyno ~