22 Juni 2009

Riyaya Undhuh-undhuh


Dalam Ulangan 16 : 1-17 ada 3 hari raya zairah bagi umat pilihan Allah yaitu : Paskah, hari raya 7 minggu dan hari raya pondok daun. Ketiga hai zairah itu harus dirayakan di tempat terpilih untuk memperingati peristiwa bersejarah yang memiliki makna historis-nasionalis dan juga menandai ke-3 musim tahun pertanian.
1) Hari Raya Paskah ( bagi kita tidak asing lagi ). Perayaan ini juga dikaitkan dengan hari Raya Roti tak beragi atau sering disebut hari raya roti penderitaan ). Perayaan Paskah adalah Perayaan pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Anak-anak sulung orang Mesir dibunuh, tetapi pintu-pintu rumah orang lbrani " dilewati " (lbrani Pesah berarti: melewati). Peristiwa itu diperingati dengan mengadakan perjamuan Paskah di mana para peserta "makan Paskah" yaitu makan "korban Paskah" atau anak domba Paskah itu (Kel. 12:23-28, 43-51). Dalam Perjanjian Baru Yesus Kristus disebut "anak domba Paskah" (1Kor. 5:7) atau "Anak Domba yang disembelih" (Wahyu 5:6). Untuk Jemaat Purba hari Paskah mendapat isi baru, yaitu perayaan kebangkitan Tuhan.
Sedangkan hari raya roti tak beragi adalah Perayaan selama tujuh hari sehabis Paskah, di mana roti dibakar tanpa memakai ragi sebagai peringatan akan malam pembebasan orang Ibrani dari perbudakannya di Mesir (Kel. 12:14-20, bd. Mat. 26:17).
2) Hari Raya 7 Minggu.
Hari raya ini adalah “ hari raya menuai ( Kel. 23 : 16 ) dan “hari raya hulu hasil “ Bil 28 : 26 28:26
Pada hari hulu hasil, pada waktu kamu mempersembahkan korban sajian baru kepada TUHAN, pada hari raya lepas tujuh minggu, haruslah kamu mengadakan pertemuan kudus, maka tidak boleh kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.

Dalam merayakan hari raya ini mereka harus membawa persembahan suka rela. Karena 50 hari berlalu di antara persembahan ikatan gandum pada awal paskah; dan Perayaan hari raya 7 minggu ini kita kenal sebagai hari Pentakosta ( Imamat 23 : 16 ). Dalam PB hari raya ini menjadi penting bagi orang kristen karena merupakan hari turunnya Roh Kudus ( Kis. 2 : 14 – 16 )
3) Hari Raya Pondok Daun ( Im. 23 : 42 Kel. 23 : 16 ; 34 : 22 ) disebut “hari Raya Pengumpulan Hasil”. Hari ini menandai akhir tahun pertanian setelah menuai gandum ( Ul. 16 : 9 ) dan setelah selesai pengumpulan hasil tempat pengirikan dan tempat pemerasan ( ay. 13 ). Hal ini mengingatkan bangsa Israel bahwa hidupnya bersandar/ bergantung pada penyelamatan ilahi yang pada akhirnya mengandung makna betapa dalamnya pengampunan dosa ( 2 Taw. 30 : 22 )
Hizkia mengucapkan kata-kata pujian kepada semua orang Lewi yang menunjukkan akal budi yang baik dalam melayani TUHAN. Demikianlah orang memakan makanan perayaan selama tujuh hari, sambil mempersembahkan korban keselamatan dan mengucapkan syukur kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka.
sehingga dengan demikian hari raya ini dibedakan dengan hari raya menuai bagi bangsa kafir.
Selanjutnya Hari Raya Pondok Daun dalam Imamat 23 : 33 – 44, dinyatakan bahwa hari raya ini menyerupai Paskah dan hari raya roti tidak beragi, karena :
a. keduanya merupakan hari raya yang sifatnya historis. Paskah mengingatkan kembali kepada keluaran, pembebasan dari Mesir dan keadaan ketika mereka berangkat dari Mesir ke tanah perjanjian; dan Hari Raya Pondok Daun mengingatkan pengembaraan di padang gurun.
b. Kedua hari raya ini sama-sama meliputi waktu yang lama, hingga 8 hari. Keduanya berhubungan erat dengan hidup sehari-hari dan kebahagiaan umat; yang satu di awal tahun pertanian ( Paskah tgl. 14 bln pertama ); dan yang lain ( pondok Daun ) di penghujungnya ( tanggal 15 bulan ke-7 ). Perbedaan yang menyolok dari kedua hari raya ini ialah pada hari raya Pondok daun tidak ada larangan penggunaan ragi.
Pada Bil. 29 : 12 – 38 diuraikan secara terinci jenis korban yang harus disampaikan kepada Tuhan pada masing-masing hari raya yang ditetapkan oleh Tuhan, apa jenisnya dan berapa banyaknya.
Pada Hari Raya Pondok Daun umat diharuskan hidup di pondok-pondok daun ( terbuat dari ranting kurma dan daun gandarusa ) 7 hari lamanya. Hal ini dimaksudkan keturunan mereka tahu bahwa Tuhan telah menyuruh orang Israel tinggal di pondok-pondok ( ay. 43) ketika Tuhan mengeluarkan mereka dari Mesir. Dan saat merayakan Pondok Daun umat harus bersukaria di hadapan Tuhan ( ay. 40 )
Jadi hari Raya Undhuh-undhuh ( Hari Pentakosta dalam PB ) yang kita rayakan hari ini ada kaitan maknanya dengan hari raya Pondhok Daun yang dirayakan oleh bangsa Israel pada saat itu
Yang penting kita catat dalam melakukan perayaan ini ialah :
1. Hari raya ini haruslah “kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus”. ( demikian firman Tuhan.
2. hari itu merupakan perhentian penuh, hari yang istimewa yang dikhususkan bagi Tuhan.
3. Hari itu dirayakan dengan sukaria di hadapan Allah.
4. Dalam menghadap Dia tidak dengan tangan hampa, jangan lupa membawa persembahan sesuai dengan berkat yang diberikan Tuhan kepada kita ( Ul. 16 : 16 – 17 )

16:16 Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa,
16:17 tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu."


Tahun ini GKJ Purwokerto melaksanakannya pada hari Minggu, 31 Mei 2009 dengan diawal kirab mengarak hasil panen dengan mengitari lingkungan di GKJ Purwokerto.